MUBA – Meteorsumatera
SosokPolisi satu ini patut diacungi jempol yaitu Brigadir Satria, Demi membantu Selesaikan Kuliah sang Keponakan dia rela menjual Es.
Tentu saja Polri harus bangga memiliki anggota seperti Brigadir Satria Hananda Putra. Sebab, sosok beliau rela bekerja keras mencari tambahan penghasilan dari menjual es cekelat di pinggir jalan.
Hal tersebut sudah dilakoni Brigadir Satria selama satu bulan. Dia memilih menyambi berjualan es cekelat untuk tambahan biaya pendidikan. Demi membantu sang keponakan untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Kini pekerjaan sampingan, dengan berjualan es cekelat terus ia lakukan demi mendapatkan uang halal. Inilah kisahnya.
Sosok Brigadir Satria Hananda Putra. Sudah 16 tahun dirinya menjadi polisi, sejak bintara dua hingga diangkat Brigadir. Selama ini, Satria bertugas di Satuan Lalu Lintas(Satlantas)Polres Muba.
Setiap harinya dia melayani masyarakat untuk mengatur lalu lintas dan lainnya.
Satria mengaku bahwa pendapatannya menjadi polisi tidak cukup untuk membiaya kuliah sang keponakan. Apalagi sang keponakan sudah ikut dirinya hampir 4 tahun lamanya. Semenjak kedua orang tuanya sudah meninggal. Bebernya
Terhitung, keponakan saya sudah ikut hampir 4 tahun lamanya. Sejak SMA sampai kuliah sekarang, ” kata Satria.
Demi memenuhi kebutuhan pendidikan sang keponakan, dia akhirnya memiliki ide untuk mencoba bisnis dengan berjualan es. Lalu ia mencoba membuka jualan es cekelat yang berlokasi di depan SMA N 1 Sekayu.
“Akhirnya saya punya inspirasi untuk berjualan es cekelat, ” beber Satria
Satria mengaku pertama kali membuka usaha es cekelat hanya bermodal seadanya, sekitar 4-5 jutaan. Uang itu digunakan untuk sewa tempat dan membeli bahan mentah.
Meski baru satu bulan. Usahnya pun cukup sukses. Kepandaiannya dalam meracik es cekelat diminati banyak orang. Terlebih kaum muda-mudi. Dia mengaku omzet jualan es dalam satu hari bisa mencapai 80 cup es cekelat. Dimana satu cup es itu, ia jual seharga Rp 5 ribu – Rp 13 ribu.
dirinya menjelaskan bahwa pekerjaan sampingan yang ia geluti tidak menganggu pekerjaannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
“Benar, kalau pagi saya melaksanakan tugas sebagai insan bhayangkara. Setelah pulang, sekitar pukul 16:00 wib sore. Saya lanjutkan untuk berjualan es cekelat hingga tutup pada pukul 20:00 wib, ” Jelas Satria.
“Alhamdulilah, jualan ini menjadi berkah tersendiri bagi saya dan keluarga. dan diharapkan bisa membantu menyelesaikan pendidikan sang keponakan untuk di jenjang diperguruan tinggi, ” Harapnya.