Banyuasin, Meteorsumatera – Berbekal ilmu nekat Suryati (29) asal Ngawi Jawa Timur menekuni profesinya sebagai penjual jamu gendong sejak 13 tahun lalu, setelah menikah.
Mbak Yati yang akraf disapa oleh pelangganya ini setelah menetap di komplek tower belakang kantor Koramil Pangkalan Balai Kecamatan Banyuasin 3 Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan mengaku senang bahwa Jamu Tradisional yang dijualnya disukai pelanggan.
Ibu 2 anak ini mengatakan, jamu yang dijualnya ini merupakan produk asli bahanya dari bumi pertiwi Indonesia dan jamu tetap dilestarikan agar tidak hilang dimakan waktu dan pergeseran massa.
Para penjual jamu khususnya jamu gendong yang tidak pernah lekang dimakan waktu, bahkan tidak kalah bersaing dengan produk-produk jamu modern yang diproduksi dari pabrik.
Dikatakanya, jamu yang dijualnya asli buatannya sendiri, harga yang berparasi jamu kumplit dijual Rp10.000, jamu biasa Rp 5.000, jamu pahitan Rp 3.000 pergelasnya. Sedangkan untuk jamu botolan sesui pesanan, botol besar saya jual Rp15.000, botol sedang Rp10.000, terangnya kepada media ini (19/01/2019) beberapa saat yang lalu.
Suryati berharap agar jamu buatannya dapat bermanfaat untuk masyarakat dan proses pembuatanya sesuai dengan standar seperti yang diajarkan oleh nenek dan profesi ini dilakukan secara turun temurun. Alhamdulillah selama saya menjual jamu ini tidak pernah ada pelangganya yang mengeluh maupun komplen selama mengkonsumsi jamunya, tutupnya.
Fauzi(40) dan Burhan(52) pelanggan jamu Mbak Yati saat ditemui usai meminum jamu mengaku keduanya sudah lebih 8 tahun jadi pelangganya dan saya selalu minum jamu itu setiap kalangan dan selama ini tidak dampak buruknya bukan tenaga kami terasa segar dan sehat. ” Ya setiap kami ketemu dimana saja Mbak Yati berjualan maupun bertemu dijalan saja kami pasti membeli jamunya”, tutupnya seraya berharap agar jamu tradisional semacam ini tetap dilestarikan. (Nazir/Waluyo)