Prihatin Puluhan Tahun Transmigrasi KTM Belum Terima LU Satu dan LU Dua

Ogan Ilir, Meteorsumatera – Sudah sepuluh tahun lamanya penderitaan masyarakat trans migrasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) tepatnya di SP dua(2) Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir(OI), provinsi sumatera selatan yang kini belum mendapatkan lahan usaha satu dan lahan usaha dua dan juga jadi dominan banjir setiap tahunnya.

Kurang lebih ada 300 KK Masyarakat di Trans migrasi tersebut datang sejak tahun 2008 yang lalu, dan sampai saat ini tahun 2018, Lahan Usaha satu dan Lahan Usaha dua belum juga di dapatkan oleh masyarakat SP dua.

Dari pantauan awak media di lapangan akibat hal tersebut masyarakat setempat sangat mengeluh dan berharap kepada Dinas Trensmigasi atau pemerintah terkait untuk menyelesaikan lahan yang belum di dapat oleh masyarakat ternsmigasi SP dua, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI ).

Menurut Parjita ( 49) mengatakan saat di konfirmasi oleh wartawan di rumahnya Desa Sungai Rambutan SP dua RT 04 Kamis siang 27/12/2018. Bahwa sejak tanggal 27 November 2008 yang lalu di tempatkannya di Trensmigasi kota Terpadu Mandiri (KTM) namun sampai saat ini beliau belum mendapatkan lahan usaha.

Penderitaan selama puluhan tahun kami menunggu lahan usaha namun hingga 2018 belum kami dapatkan juga. Hanya ini yang kami dapatkan pekarangan rumah dengan ukuran 25X100 meter itu di dataran rendah dan sebagainya di Landa banjir tahunan.

Selain itu, Ia juga berharap kami terus kepada pemerintah atau Dinas Transmigrasi untuk segera menyelesaikan persoalan lahan usaha satu dan dua, sehingga masyarakat Transmigrasi dapat berkebun dan ekonomi masyarakat setempat cepat berkembang dan stabil seperti daerah- daerah lainnya yang ada di wilayah Sumatera, ucapnya.

Tak hanya Parjita warga setempat Ruswati (35 ) juga mengatakan kepada awak media bahwa transmigrasi sudah sepuluh tahun lamanya pak namun belum mempunyai lahan usaha baik itu lahan Usaha satu maupun usaha dua. Sehingga kehidupan masyarakat sini belum sejahtera bahkan sangat menderita, kata Ruswati.

Ia pun menambahkan bahwa di tempat ini sering di Landa banjir tahunan di saat musim penghujan tiba apalagi kondisi lahan pekarangan rumah yang cukup rendah sehingga tanaman tahunan pun tak bisa hidup dengan normal, pungkasnya.

Di tempat terpisah Lanjar (62) ketika di bincangi awak media juga mengatakan bahwa, di sini hanyalah pekarangan rumah saja yang kami tunggu karena lahan usaha lainnya belum dapat pak. Jadi lanjutnya kami di SP dua ini bisa bertahan hidup dengan keluarga selama (10) tahun sudah syukur Alhamdulillah karena tidak ada lahan usaha pak.

Menurutnya kesehariannya pak Lanjar kerja di PT perkebunan sawit sebagai kuli demi untuk menyambung hidup, dengan gaji yang sangat minim dan Ia bolak- balik dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer.

Ia juga berharap kepada pemerintah atau instansi terkait untuk segera memberikan lahan usaha satu dan usaha dua secepat mungkin sehingga dapat berusaha cocok tanam serta bisa berkembang dan maju seperti di daerah lainnya semoga pak gubernur Sumsel juga mendengar rintihan masyarakat SP dua Desa Sungai Rambutan.tutupnya pak Lanjar.

Sayangnya hingga berita ini di terbitkan oleh redaksi dari pihak Dinas terkait atau Dinas Trans migasi hingga kini belum bisa di hubungi. (Doyok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *