Diduga Tidak Sesuai RAB, Proyek Cor Desa Sumbar Rezeki, Dikeluhkan Warga

MUBA, Meteorsumatera – Belum sempat digunakan proyek cor sudah mengalami retak retak diduga proyek dana pusat ini tidak sesuai dengan RAB dan ketentuan yang ditetapkan, kini Pembanguan jalan cor yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sumbar Rezeki Kecamatan Sungai Lilin, Muba menjadi keluhan warga setempat.
Padahal jalan tersebut sangat diharapkan dari masyarakat tapi melihat kondisinya demikian warga merasa kecewa dana yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Satu bukti nyata, pembangunan jalan lingkungan Dusun 4 serta Dusun lainnya yang dibiayai Dana APBN, pembangunan jalan tersebut belum sempat dilewati kendaraan namun kondisi jalan yang dicor sudah mulai retak-retak di beberapa tempat.

Sebut saja RK warga Dusun 4 berharap pihak pengawas atau Enspektorat Kabupaten Muba segera turun untuk mengecek kondisi tersebut. Pasalnya , apabila hal ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan apabila jalan sudah dibuka dan dilalui kendaraan akan bertambah parah kondisinya.

Saya berharap dinas terkait dari kabupaten turun ke lokasi dan melihat secara langsung kondisi yang ada, apakah pengerjaan proyek cor jalan tersebut sudah sesuai dengan standar yang ditentukan apa belum, masalahnya belum digunakan sudah retak-retak di beberapa tempat.”jelasnya.

Dan lanjutnya, Bupati dan Inspektorat menyelidiki adanya informasi yang berkembang bahwa adanya pemotongan dana desa pusat sebesar 1 hingga 2 persen tiap desanya, kalau benar demikian wajar saja proyek infrastruktur desa mudah rusak arena volume kurang.

Menurutnya pengerjaan proyek jalan di Desa Sumbar Rezeki banyak menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat , pasalnya pembangunan jalan cor di duga asal- asal cor saja yang penting jadi.

Kami heran saja, setiap ada proyek pasti plang nama Perusahaan atau rekanan yang melaksanakan proyek dipasang. Dan diplang tersebut dijelaskan, volumenya berapa meter, biayanya berapa terus lama pengerjaannya berapa hari atau berapa bulan. Ini kok bangunannya asal- asalan, bolehkan masyarakat curiga,” terangnya.

Alasan curiga memang beralasan, karena dalam sebuah keterbukan dan reformasi seperti ini, ternyata masih banyak pekerjaan proyek terutama yang berada di di Desa Kami, jauh dari pengawasan elit, biasanya dikerjakan sembarangan. “Ini kan pakai uang rakyat, jadi boleh kan rakyatnya protes dan curiga,” tandas RK.

Ia hanya berharap pemerintah harus lebih jeli dan tegas terhadap rekanan yang nakal, sehingga nantinya mutu dan kualitas proyek yang dikerjakan akan lebih baik.”punkasnya.
(Sudarmanto/ Doyok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *