Dua Bocah Tewas Tenggelam Digalian Pembangunan Masjid

  • Bagikan

MUBA, Meteorsumatera– Warga Bailangu dihebohkan dengan penemuan dua bocah terbujur kaki tidak bernyawa di bekas galian pembangunan masjid di Desa Bailangu Kecamatan Sekayu Muba, Minggu (8/4).

Kedua bocah malang itu yakni Anisa, 7 tahun putri kedua dari pasangan Romadhon dan temannya Putri Safitri, 7 tahun putri pertama dari tiga saudara anak dari Timin, kedua bocah perempuan ini masih duduk di SDN I Bailangu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun sebelum kejadian nahas ini kedua bocah perempuan ini, Minggu (8/4) sekitar pukul 13.00 Wib mandi sambil bermain dikolam bekas galian pembangunan masjid di Desa Bailangu tersebut, setelah beberapa jam, Khusnah (7) binti Deden Hidayat berprofesi guru ngaji ini

Sebelum kejadian, sekitar pukul 13.00 Wib kedua korban mandi sambil bermain didalam kolam bekas galian. Selang beberapa jam, Khusnah (7) anak ustadz Deden Hidayat yang kesehariannya menjadi guru mengaji melihat kedua korban tidak berada disekitar kolam namun pakaian korban masih ada di pinggir kolam.

Melihat kedua temannya tidak terlihat Khusnah memberitahu orang tuanya, dibantu warga sekitar, ustadz tersebut melakukan pencarian dengan cara menyisir dan menyelam kedasar kolam yang kedalamannya sekitar tiga meter. Akhirnya, satu jam melakukan pencarian kedua korban berhasil ditemukan didasar kolam dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Setelah dilakukan evakuasi terhadap jasad keduanya, korban dilarikan ke RSUD Sekayu guna dilakukan Autopsi.

Ditemui media dirumah duka, Rus, 35 tahun ibu kandung Putri Syafitri sangat terpukul atas kepergian putrinya yang terlalu cepat apalagi suaminya sedang berada di pulau Jawa, katanya sambil terus menangis.

Kapolres Muba AKBP Andes Purwanti melalui Kepala Pos Pol Bailangu Timur Bripka Agus saat dikonfirmasi dilokasi kejadian membenarkan kedua korban ditemukan tewas tenggelam didalam kolam. Menurutnya, kemungkinan besar keduanya saat bermain dan mandi dilokasi kejadian tidak bisa berenang. Kebetulan juga saat peristiwa terjadi dilokasi dalam keadaan sepi.

Biasanya dilokasi tersebut ramai aktifitas anak-anak belajar mengaji. “Kita juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga dan mengawasi anak-anaknya agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali,” himbaunya. (Riko)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *