Tempat Ibadah Umat Muslim se-Indonesia Ditutup

Banyuasin, Meteorsumatera
Dalam perbincanganya dengan wartawan media ini Kepala Kemenag Kabupaten Banyuasin H.M Arkan Nurwahidin kemarin melalui Kabag Tata Usaha H Iskandar menjelaskan terkait wabah Covid-19 sesuai dengan edaran Bupati Banyuasin mengenai tempat Ibadah untuk Umat Muslim ditutup lebih dulu dari pada tempat-tempat Ibadah non Muslim.

Hal itu dilakukan kata H Iskandar, menginggat untuk Umat Muslim menjalankan Ibadah Puasa Ramadhon dan yang ditutup sesuai surat edaran Bupati yang diteken bersama baik dari MUI, Kapolres, FKUB dan Institusi lainya itu untuk Muslim dalam melaksanakan Sholat Jumat, Teraweh dan mungkin Idul Fitri di Masjid-masjid selama musim Covid-19.

Masih penjelsanan Kemenag Kabupaten Banyuasin H.M Arkan Nurwahidin seperti yang dijabarkan Kabag Tata Usaha H Iskandar lagi bahwa saat ini dalam negeri kita sedang ada wabah Covid-19, maka untuk tempat Ibadah bagi Umat Muslim terlebih dahulu, tetapi surat edaran itu juga berlaku untuk tempat ibadah non Muslim lainya, namun terlihat di Gereja GPI Betung ini belum ada tanda-tanda ada pengumumanya dari Pemerintah seperti yang ada di Masjid AN-NUR juga di Kelurahan Betung.

Iskandar menambahkan, mengapa tempat ibadah Umat Muslim yang lebih didulukan dilakukan, karena ketika itu menghadapi bulan Suci Ramadhon dan saat ini dalam kondisi darurat Covid-19 karena dalam bencana nasional bahkan internasional, maka para ahli dan pemimpin negeri kita tak ingin Umat Muslim banyak jadi korban Covid-19 ini.

Dia jug menjelaskan, mengkisahkan Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah yang peristiwa itu bukan berarti Rasulullah itu takut dengan kaum Kafir, tetapi lebih mengutamakan keselamatan sesuai dengan petunjuk Allah SWT, maka beliau selamat dari bencana.

Terkait penutupan tempat ibadah itu berlaku untuk semua namun yang didulukan tempat Ibadah Umat Muslim, tapi nantinya seperti Gereja, Wihara dan lainya akan dilakukan hal sama dan tidak ada tebang pilih Pemerintah melakukan hal itu, hanya berkala waktunya.

Ketika ditanya mengenai kesucian tempat beribadah Umat Muslim dengan Pusat Perbelanjaan atau Super Market atau pasar-pasar tradisional yang justru lebih kotor dan rentan penularan covid-19, tapi masih terlihat dipadati pengunjung dari berbagai daerah bahkan dari luar Banyuasin, dirinya hanya mesem-mesem saja sembari berusaha menyuadahi perbincanganya. (Waluyo)

Respon (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *